Materi Akuntansi Lengkap

Selamat datang di www.akuntanmaniak.blogspot.com saat ini site masih dalam tahap perbaikan..

Download Materi Akuntansi

Selamat datang di www.akuntanmaniak.blogspot.com saat ini site masih dalam tahap perbaikan..

The Journal of Economic and Accounting

Selamat datang di www.akuntanmaniak.blogspot.com saat ini site masih dalam tahap perbaikan..

Economic Hideline News

Selamat datang di www.akuntanmaniak.blogspot.com saat ini site masih dalam tahap perbaikan..

Kritik dan Saran yang Membangun akan Bermanfaat untuk kemajuan Site ini

Selamat datang di www.akuntanmaniak.blogspot.com saat ini site masih dalam tahap perbaikan..

Blogger news

Selasa, 31 Agustus 2010

Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan

Untuk dapat menghitung Harga Pokok Penjualan dan harga Pokok Persediaan akhir dapat digunakan berbagai cara yaitu :
1. Identifikasi Khusus
Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Tiap jenis barang dipisah berdasarkan harga pokoknya dan tiap kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri. Contohnya ponsel merek A tipe 123 dibuatkan kartu persediaan sendiri.
Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok barang-barang yang dijual, dan sisanya merupakan persediaan akhir.
Metode ini dapat digunakan perusahaan yang menggunakan prosedur pencatatan persediaan dengan cara fisik maupun cara buku. Tetapi karena cara ini menimbulkan banyak pekerjaan tambahan maupun gudang yang luas maka jarang digunakan.
Metode ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang menjual produk dengan harga mahal, jumlah dan jenis produknya terbatas.

2. FIFO (First In First Out)
Metode ini berdasarkan harga beli pertama untuk menentukan harga pokok penjualan apabila terjadi penjualan.
contoh : pada bulan juni perusahaan membeli barang dagangan dengan harga @ Rp 5000, bulan juli membeli barang dagangan sejenis dengan harga @ Rp 6000. Pada bulan agustus terjadi penjualan barang dagangan. Maka harga yang digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan adalah @ Rp 5000, baru kemudian @ Rp 6000 apabila produk dengan harga beli Rp 5000 sudah habis dijual.

3. LIFO (Last In First Out)
Metode ini merupakan kebalikan dari metode FIFO. Pada metode LIFO, barang yang paling terakhir dibeli akan dijual / dikeluarkan lebih dulu. Harga perolehan barang yang dibeli terakhir akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan

4. Rata-rata Tertimbang
Dalam metode ini barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata-rata.
Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya. Artinya harga perolehan barang di gudang ditambah harga perolehan barang yang baru dibeli dibagi kuantitas / jumlah barang di gudang dan jumlah barang yang dibeli. Hasil pembagian inilah yang akan digunakan sebagai pedoman menghitung harga pokok penjualan.
Metode ini disebut juga rata-rata bergerak karena harganya berubah-ubah setiap terjadi pembelian. Artinya setiap ada pembelian akan merubah harga pokok barang yang tersedia untuk dijual.

sumber :http://catatan-akt.blogspot.com
baca juga materi lainnya berikut ini :



 

 

Kas

Kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan piutang, dapat diterima sebagai setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.
Kas terdiri dari uang kertas, uang logam, cek yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, traveller check, cashier check, bank draf dan money order.
Yang tidak termasuk Kas yaitu :
- Wesel tagih, jika ada wesel tagih yang diserahkan ke bannk untuk ditagihkan, maka wesel tersebut tetap dicatat sebagai piutang wesel.
- Perangko, kadang perangko dapat digunakan untuk pembayaran yang jumlahnya kecil, tetapi perangko tidak diterima sebagai setoran oleh bank, oleh karena itu perangko bukan kas.
- Cek Mundur (Post Date Checks)
- Surat-surat berharga seperti saham, obligasi
- Simpanan pada bank-bank di luar negeri atau tabungan dalam dalam mata uang asing.
- Uang kas yang dibatasi penggunaannya, biasanya dalam bentuk dana, tidak dimasukkan dalam kas tetapi dilaporkan terpisah sebagai dana. Contoh : dana bantuan, kredit usaha mikro. Jika penggunaannya masih dalam waktu satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika tidak dapat digunakan untuk pengeluaran dalam satu tahun maka dilaporkan dalam kelompok aktiva tidak lancar.
Dalam prakteknya, kadang kas dikelompokkan menjadi dua yaitu Kas Kecil dan Kas Besar. Kas Kecil digunakan untuk operasional sehari-hari dan jumlahnya tidak terlalu besar. Biasanya digunakan untuk biaya operasional seperti biaya administrasi, biaya telepon, listrik, dll. Kas besar biasanya digunakan untuk menampung penerimaan Piutang, Pinjaman bank, pengeluaran untuk membayar utang, pengeluaran untuk membeli aktiva.

sumber :http://catatan-akt.blogspot.com
baca juga materi lainnya berikut ini :



 

 

Perhitungan Penurunan Nilai Persediaan

Penurunan Nilai yang maksud di sini adalah penurunan harga pokok persediaan. Harga pokok persediaan bisa turun karena beberapa hal yaitu :
1. Rusak / Ketinggalan Zaman
Persediaan bahan baku atau barang dagangan yang datang dari suplier belum tentu langsung digunakan atau dijual habis. Bahan / barang belum terpakai / terjual tersebut disimpan dalam gudang. Selama masa menunggu untuk digunakan atau dujual bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, rusak misalnya atau penurunan harga jual untuk barang dagangan. Hal ini menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Kerugian yang diakibatkan persediaan barang dagangan diukur dengan selisih antara harga perolehan dengan taksiran nilai bersih yang bisa direalisasi. Taksiran nilai bersih yang bisa direalisasi adalah teksiran harga jual dikurangi biaya utnuk menjual barang dagangan tersebut termasuk biaya reparasi untuk menjual barang tersebut.
Contoh : Sebuah toko baju, ada beberapa baju yang kancing bajunya lepas atau ada baju yang rusak. Pada kondisi normal harga perolehan baju tersebut adalah Rp. 30.000,- tapi karena cacat, baju tersebut di jual dengan harga Rp. 20.000,- setelah diperbaiki, biaya untuk memperbaiki adalah Rp. 5.000,- Nilai bersih yang bisa direalisasi adalah harga jual (20.000) dikurangi biaya perbaikan (5.000), hasilnya sama dengan Rp. 15.000,-. Dengan demikian perusahaan akan menderita kerugian sebesar Rp. 15.000,- (30.000 – 15.000). jurnal untuk mencatat kerugian ini adalah
Kerugian Penurunan nilai Persediaan 15.000
Persediaan 15.000

2. Penurunan Harga
Penurunan harga bisa terjadi karena stock di pasaran melimpah, daya beli masyarakat turun dan karena adanya model baru yang lebih canggih. Contoh konkrit penurunan harga adalah pada produk elektronik dan alat komunikasi handphone. Jika ada model baru maka model lama ditinggalkan / tidak lagi diminati, hal ini menimbulkan penurunan harga.
Contoh : Harga perolehan televisi pada kondisi normal adalah Rp. 400.000,- tapin karena ada produk baru yang lebih canggih maka produk lama tersebut kurang diminati, hal ini menyebabkan penurunan harga perolehannya menjadi Rp. 350.000,- agar produk tersebut tetap laku di jual. Penurunan harga perolehan ini menyebabkan kerugian sebesar Rp. 50.000 per satu televisi.
Jurnal untuk mencatat kerugian pada akhir bulan / tahun adalah
Kerugian penurunan nilai persediaan 50.000
Persediaan 50.000

3. Hilang / Rusak Parah
Apabila ada satu atau beberapa produk yang rusak parah dan tidak bisa diperbaiki lagi, atau ada produk yang hilang maka jurnal untuk mencatat hilang atau produk rusak adalah :
Kerugian penurunan nilai persediaan 50.000
Persediaan 50.000

Produk yang hilang atau rusak tersebut dicatat sebesar harga perolehannya.

sumber :http://catatan-akt.blogspot.com
baca juga materi lainnya berikut ini :



 

 

Pencatatan Kas Kecil

Kas Kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.
Salah satu prinsip pokok dalam pengawasan terhadap pengeluaran kas adalah bahwa semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran kas dilakukan melalui kas kecil. Untuk pengeluaran kas yang jumlahnya kecil dan rutin jika menggunakan cek maka akan menghabiskan cek banyak, hal ini menjadi tidak ekonomis.
Maka dibentuk kas kecil untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil nominalnya seperti pengeluaran untuk biaya pos, perangko, fax, pembelian alat tulis, fotocopy, dll. Untuk membentuk suatu kas kecil, perusahaan harus menaksir jumlah kas yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan. Jurnal pembentukan kas kecil yaitu :
Kas Kecil Rp 2.000.000
Bank Rp 2.000.000
Ada dua metode yang digunakan untuk mencatat kas kecil yaitu :
1. Sistem Imprest
Dalam sistem ini jumlah rekening kas kecil selalu tetap yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Setiap kali melakukan pembayaran, kasir kas kecil harus membuat bukti pengeluaran, apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode kasir kas kecil akan minta pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dikeluarkan. Pada sistem imprest pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali.
2. Sistem Fluktuasi
Pada metode fluktuasi saldo kas kecil tidak tetap tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengeluaran-pengeluaran kas kecil. Dalam metode fluktuasi setiap terjadi pengeluaran kas kecil langsung dicatat, jadi buku pengeluaran kas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi dasar untuk pembukuan ke rekening-rekening buku besar

sumber :http://catatan-akt.blogspot.com
baca juga materi lainnya berikut ini :



 

 

Tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank

Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank
1. Buat dua kolom untuk bank dan rekening bank menurut perusahaan, tulis saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut bank yaitu :
a. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo menurut bank
b. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo bank
3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut buku
a. Tambahkan pada saldo menurut bank penerimaan-penerimaan kas langsung melalui bank, pendapatan bunga atas giro.
b. Kurangkan dari saldo menurut buku biaya administrasi bank, biaya pencetakan cek dan pengurangan lain yang dilakukan oleh bank, misalnya karena ada pengembalian cek kosong.
4. Hitunglah saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan yang telah disesuaikan, keduanya saldonya harus sama.
5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada butir tiga di atas yaitu hal-hal yang tercantum pada saldo menurut perusahaan.
6. Berbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.

Pengendalian intern kas yang baik akan dapat memberi informasi mengenai sumber kas perusahaan, dikeluarkan untuk apa dan berapa saldo kas setiap saat dapat diketahui. Oleh karena itu, akuntan harus dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya perbedaa antara catatan perusahaan dengan laporan bank ( rekening koran ), dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang sesungguhnya setiap bulannya. Proses ini disebut rekonsiliasi bank.
Beberapa penyebab perbedaan antara saldo menurut pembukuan dengan saldo menurut rekening koran bank yaitu :
1. Bank belum mencatat transaksi tertentu
a. Setoran dalam perjalanan
Perusahaan telah mencatat setoran ke bank tetapi bank belum mencatatnya. Contoh : setoran pada akhir bulan, biasanya bank akan membukukan pada bulan berikutnya.
b. Cek dalam perjalanan (cek masih beredar)
Cek yang ditarik dan telah dibukukan perusahaan tetapi bank belum mencatatnya, biasanya terjadi karena sampai akhir bulan yang menerima cek belum mencairkan cek tersebut.
2. Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu
a. Penerimaan kas melalui bank
Bank kadang-kadang melakukan penerimaan kas untuk dibukukan ke dalam rekening giro perusahaan, misalnya konsumen langsung membayar ke bank.
b. Biaya administrasi bank
Bank biasanya membebankan sejumlah biaya untuk menangani transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemegang giro, biaya ini baru diketahui setelah ada laporan dari bank yang berupa rekening koran
c. Pendapatan bunga atau jasa giro
Jumlah bunga yang menjadi pendapatan perusahaan biasanya baru diketahui setelah perusahaan menerima laporan bank.
d. Cek kosong
Perusahaan yang sering menerima pembayaran dari konsumen dalam bentuk cek yang diperlakukan sama dengan uang tunai. Cek tersebut kemudian disetorkan ke bank. Perusahaan baru tahu kalau cek tersebut kosong setelah menerima laporan dari bank.
Cek kosong adalah cek yang tidak cukup dananya ( jumlah rupiah dalam cek lebih besar daripada saldo giro kensumen )
e. Cek dikembalikan ke penyetor karena alasan lain ( bukan cek kosong )
Bank kadang-kadang mengembalikan cek kepada penyetor karena alasan-alasan berikut :
- Rekening penarik cek telah ditutup
- Cek telah kadaluwarsa, cek kadang hanya dapat diuangkan dalam jangka waktu tertentu, apabila selama jangka waktu tersebut tidak diuangkan maka cek menjadi tidak berlaku lagi.
- Tanda tangan yang tercantum pada cek tidak sah
- Kesalahan dalam penulisan cek
Pencatatan akuntansi untuk kasus ini sama dengan cek kosong.
3. Bank atau perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan
Contoh, bank mungkin salah mengurangi saldo giro perusahaan untuk giro yang ditarik bukan oleh perusahaan tersebut, mungkin karena nama perusahaannya hampir sama. Bisa juga bank atau perusahaan salah dalam mencatat jumlah rupiah yang disetorkan ke bank.

sumber :http://catatan-akt.blogspot.com
Baca Juga Materi Akuntansi Keuangan Berikut :

    Jenis-jenis Aktiva Tetap

    Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (PSAK No. 16 tahun 2007)
    Masa manfaat adalah periode aktiva tetap diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan, atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan perusahaan

    Pengakuan Aktiva Tetap
    Suatu benda berwujud dapat diakui dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap berdasarkan ketentuan akuntansi komersial yaitu :
    1. Manfaat keekonomian masa yang akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut yang kemungkinan akan diperoleh perusahaan
    2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal
    Karakteristik yang membedakan aktiva tetap dari barang dagangan adalah bahwa aktiva tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, sedangkan barang dagangan untuk dijual.
    Contoh : komputer pada toko komputer adalah barang dagangan, karena perusahaan membeli komputer untuk dijual kembali. Sekarang bagaimana kalau tabung gas elpiji pada toko pengecer gas elpiji? Kalau yang dijual gasnya saja maka tabungnya adalah aktiva tetap milik toko tersebut, tapi jika toko tersebut menjual gas + tabungnya maka tabungnya termasuk barang dagangan.
    Tanah yang dibeli perusahaan dan tidak langsung digunakan untuk operasional perusahaan, ada rencana menggunakan tapi tidak dalam waktu dekat maka tanah tersebut bukanlah aktiva tetap tapi investasi jangka panjang.
    Aktiva tetap diakui / dicatat sebesar harga atau biaya perolehan. Harga ini terdiri dari harga beli, termasuk bea impor, PPN masukan yang tidak dapat dikreditkan, dan biaya lain yang dapat diatribusikan secara langsung sampai aktiva tersebut siap dipakai.
    Biaya yang dapat diatribusikan contohnya adalah biaya persiapan tempat, pengiriman awal (initial delivery), penyimpanan, bongkar muat, pemasangan dan biaya profesional (arsitek/ insinyur).

    sumber :http://catatan-akt.blogspot.com
    baca juga materi lainnya berikut ini :



     

     

    Peroleha Aktiva Tetap

    Harga perolehannya meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap untuk digunakan


    Tanah
    Harga perolehan tanah meliputi harga beli tunai tanah, biaya balik nama, komisi perantara, dan pajak atau pungutan lain yang harus dibayar pembeli. Semua pengeluaran lain yang diperlukan agar tanah siap untuk digunakan yang bersifat perbaikan permanen di debet ke rekening tanah.
    Seandainya tanah yang dibeli tidak rata, berbatu dan penuh tanaman liar maka harga perolehan juga termasuk pengeluaran untuk pembersihan dan perataan tanah.

    Gedung / Bangunan
    Semua pengeluaran yang berhubungan dengan pembelian atau pembangunan sebuah gedung harus dibebankan pada rekening gedung. Apabila gedung dimiliki melalui pembelian maka harga perolehannya meliputi harga beli, biaya notaris dan komisi perantara. Apabila gedung dibangun sendiri maka harga perolehannya meliputi semua pengeluaran untuk membuat gedung, termasuk pembuatan saluran listrik dan air.

    Mesin dan Peralatan
    Harga perolehannya terdiri dari harga beli tunai, biaya pengangkutan dan biaya asuransi selama dalam pengangkutan, yang dibayar oleh pembeli, termasuk pula biaya perakitan, pemasangan dan pengujian peralatan yang dibeli.
    Apabila dalam pemasangan terjadi kesalahan dan harus dikeluarkan uang lagi untuk memperbaiki kesalahan pemasangan maka biaya tersebut tidak dimasukkan sebagai biaya perolehan. jurnalnya yaitu :
    Mesin 60.000.000
    Kerugian pemasangan mesin 500.000
    >>>>Kas
    60.500.000

    sumber :http://catatan-akt.blogspot.com
    baca juga materi lainnya berikut ini :



     

     

    Jenis-jenis Utang

    Utang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena transaksi waktu yang lalu dan harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada waktu yang akan datang. Utang dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

    1. Utang Jangka Panjang/ Kewajiban Lancar
    Utang jangka pendek adalah utang yang diharapkan harus dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.
    Utang jangka pendek terdiri dari :

    • Utang dagang

    • Utang wesel

    • Pendapatan diterima di muka

    • Utang gaji

    • Utang pajak

    • Utang bunga
    Perusahaan harus memberikan perhatian khusus pada utang jangka pendek ini. Jika utang jangka pendek/ kewajiban lancer lebih besar dari pada aktiva lancer maka perusahaan berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Ini berarti perusahaan tidak bisa membayar seluruh utang jangka pendeknya.


    1. Utang Jangka Panjang
    Utang jangka panjang adalah utang yang pembayarannya lebih dari satu tahun.
    Yang termasuk utang jangka panjang yaitu :

    • Utang obligasi

    • Utang wesel jangka panjang

    • Utang hipotik

    • Uang muka dari perusahaan afiliasi

    • Utang kredit bank jangka panjang
    Utang jangka panjang biasanya timbul karena kebutuhan untuk membeli aktiva, menambah modal perusahaan, investasi, atau mungkin juga untuk melunasi utang.

    sumber :http://catatan-akt.blogspot.com
    baca juga materi lainnya berikut ini :



     

     

    Perlakuan Pencatatan Piutang

    Piutang termasuk aktiva lancar. Artinya piutang tersebut dapat dicairkan dalam jangka waktu yang singkat, maksimal dalam satu tahun buku. Ditinjau dari sumber terjadinya, piutang digolongkan menjadi dua kategori yaitu :

    1. Piutang Usaha
    Piutang Usaha ( account receivable ) ini timbul dari hasil utama perusahaan yang berupa penjualan produk atau penjualan jasa dan layanan yang diberikan perusahaan. Piutang ini seluruhnya dapat dimasukkan sebagai aktiva lancar dengan syarat jangka waktu penagihannya kurang dari satu tahun.

    2. Piutang Lain-lain
    Piutang Lain-lain ( other receivable ) timbul karena transaksi selain dari kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya penjualan aktiva perusahaan, pemberian pinjaman kepada karyawan.

    Piutang dalam laporan keuangan ditulis sebesar jumlah kotor tagihannya dan disertai dengan jumlah taksiran piutang yang tidak dapat ditagih / piutang diragukan.
    Jurnal yang berkaitan dengan piutang usaha sebagai berikut :

    - Timbulnya piutang usaha karena penjualan kredit :
    Piutang Usaha 50.000.000
    Penjualan 50.000.000

    ( Penjualan tidak kena PPN )

    Piutang Usaha 55.000.000
    Penjualan 50.000.000
    PPN Keluaran 5.000.000

    ( Penjualan kena PPN )


    - Terjadi pengembalian barang oleh konsumen :
    Retur 1.000.000
    Piutang Usaha 1.000.000
    ( retur barang tidak kena PPN )

    Retur 1.000.000
    PPN Keluaran 100.000
    Piutang Usaha 1.100.000
    ( retur barang kena PPN )


    - Pemberian potongan atas penjualan tunai :
    Kas 49.000.000
    Pot. Tunai 1.000.000
    Penjualan 50.000.000


    Kadang piutang tidak dapat ditagih keseluruhan, hal ini menimbulkan kerugian. Jika jumlah piutang yang tidak dapat ditagih relatif kecil, perusahaan tidak perlu membentuk cadangan / penyisihan. Tapi jika jumlah piutang yang tidak dapat ditagih jumlahnya cukup besar dan berisiko maka sebaiknya perusahaan membentuk cadangan.

    Metode penghapusan piutang yaitu :
    a. Metode penghapusan langsung ( direct write off method )
    Ketika dalam satu tahun buku ada piutang tidak tertagih maka pada akhir tahun dilakukan penghapusan dengan jurnal :

    Biaya piutang tidak tertagih 5.000.000
    Piutang Usaha 5.000.000

    b. Metode penyisihan / cadangan ( allowance method )
    Dengan metode ini, piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dicatat dengan jurnal. Contoh, piutang usaha Rp 20.000.000,- diperkirakan 2% tidak dapat ditagih. Maka jurnal untuk penyisihan piutang tidak tertagih adalah :

    Biaya piutang tidak tertagih 400.000
    Penyisihan piutang tidak tertagih 400.000
    ( 20.000.000 x 2% = 400.000 )

    sumber :http://catatan-akt.blogspot.com
    Baca Juga Materi Akuntansi Keuangan Berikut :


    Menghitung dan Mencatat Utang Wesel

    Utang wesel adalah utang yang berbentuk bukti tertulis formal, yang isinya tertulis kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu. Orang atau perusahaan yang mempunyai tagihan biasanya lebih menyukai jenis ini karena ada bukti yang kuat untuk menagih, apalagi jika urusannya dengan pengadilan.

    Wesel digolongkan menjadi dua jenis yaitu :
    1. Wesel berbunga
    Wesel berbunga adalah wesel yang pada saat pembayarannya selain membayar pokok utangnya juga harus membayar bunga yang telah disepakati.
    Contoh : bank A pada tanggal 1 oktober 2008 setuju memberikan pinjaman kepada PT. B sebesar Rp. 5000.000; untuk itu PT. B harus menandatangani promes dengan bunga 10% yang berjangka waktu 5 bulan.

    • Jurnal penerimaan kas oleh PT. B :

    Kas Rp 6.000.000
               Utang wesel Rp 6.000.000

    Saat tutup tahun, 31 desember 2008, PT. B membuat jurnal penyesuaian untuk biaya bunga selama tiga bulan (okt-des)

    Biaya bunga Rp 150.000
                 Utang bunga Rp 150.0001


    1. Rp 6.000.000 X 10% X 3/12 = Rp 150.000

    Jurnal saat pembayaran utang wesel, 1 maret 2009 :

    Utang wesel Rp 6.000.000
    Utang bunga Rp 150.000
    Biaya bunga Rp 100.000
                      Kas Rp 6.250.000

    Keterangan :

    • utang biaya Rp 150.000 telah dibebankan pada tahun 2008

    • biaya bunga Rp 100.000, biaya bunga untuk bunga bulan januari dan februari 2009

    Contoh 2 : pada tanggal 3 desember 2008 PT. C menarik wesel sebesar Rp 12.000.000 dengan bunga 10% dan jangka waktu 2 bulan untuk menggantikan utang yang telah jatuh tempo

    • jurnal saat penggantian utang :

    Utang dagang Rp 12.000.000
                     Wesel bayar Rp 12.000.000


    • jurnal saat pembayaran/ pelunasan
    wesel bayar Rp 12.000.000
    bunga Rp 200.0002
                Kas Rp 12.200.000
    2) Rp 12.000.000 X 10% X 2/12 = Rp 200.000

    2. Wesel tidak berbunga

    Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.
    Sebenarnya wesel tersebut tetap ada bunganya karena peminjam wajib membayar lebih besar daripada pinjaman yang diterima. Selisih antara pinjaman yang diterima dengan yang harus dibayar inilah bunga. Dengan kata lain, peminjam menerima kas sebesar nilai tunai atau nilai wesel saat ini (present value).
    Nilai tunai adalah sama dengan nilai nominal wesel pada tanggal jatuh tempo dikurangi bunga/ diskonto yang dibebankan.
    Contoh : PT. C menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp 9.300.000, jangka waktu 3 bulan tanpa bunga. Nilai tunai wesel adalah Rp 9.000.000.
    Jurnal untuk mencatat transaksi di atas dalam pembukuan PT. C adalah :

    Kas Rp 9.000.000
    Diskonto utang wesel Rp 300.000
    >>>Utang wesel Rp 9.300.000

    Rekening diskonto utang wesel adalah merupakan lawan (contra account) terhadap rekening utang wesel, rekening ini dalam neraca dikurangkan terhadap rekening utang wesel. Diskonto utang wesel ini diamortisasi selama jangka waktu utang wesel.
    Jurnal untuk mencatat amortisasi diskonto utang wesel :

    Biaya bunga Rp 300.000
              Diskonto utang wesel Rp 300.000

    sumber :http://catatan-akt.blogspot.com
    Baca materi Akuntansi Keuangan lainnya di sini :


    Menghitung dan Mencatat Utang Pajak

    Utang pajak biasanya timbul karena pajak untuk bulan ini dibayar bulan depan atau kekurangan pajak tahun ini baru dibayar tahun depan. Misal pada bulan ini melakukan penjualan barang kena PPN, biasanya PPN yang kita pungut baru kita setorkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya, pajak penghasilan (Pph) untuk bulan ini biasanya baru kita bayar paling lambat tanggal 10 bulan depan.
    Contoh : Selama bulan januari 2009 PT. D Menjual barang dagangan kena PPN sebesar Rp 100 juta
    • Jurnal penjualan selama bulan januari :
    Piutang Usaha Rp 110.000.000
    >>>Penjualan Rp 100.000.000
    >>>PPN Keluaran Rp 10.000.000 3)





    1. 100.000.000 X 10% = Rp 10.000.000





    • Jurnal Penyesuaian pada akhir bulan januari :
    PPN Keluaran Rp 10.000.000
    >>>Utang Pajak Rp 10.000.000
    sumber :http://catatan-akt.blogspot.com

    Baca materi lainnya di sini :


    Pendapatan Diterima Dimuka


    Perusahaan kadang menerima pembayaran untuk barang atau jasa yang belum diberikan. Untuk penerimaan jenis ini, perusahaan harus memasukkannya ke dalam pos utang, karena perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan barang atau jasa di waktu yang akan datang.
    Contoh : PT. D menerima pembayaran Rp 50 juta untuk barang dagangan yang dipesan konsumen, barang dagangan tersebut harus dikirim akhir bulan depan.
    • Jurnal untuk mencatat penerimaan kas :
    Kas Rp. 50.000.000
    >>>Pendapatan diterima dimuka Rp 50.000.000
    • Jurnal pada saat menyerahkan barang dagangan :
    Pendapatan diterima dimuka Rp 50.000.000
    >>>Penjualan Rp 50.000.000
    sumber : http://catatan-akt.blogspot.com/
    Baca materi lainnya di sini :


    Jenis - Jenis Surat Berharga

    Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal indonesia dalam bentuk surat berharga yaitu :

    1. Saham
    Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas atau emiten. Terdapat dua jenis saham yaitu, saham atas nama dan saham atas unjuk. Yang biasa diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama. Nama orang yang memilikinya tertera di dalam saham.

    2. Obligasi
    Obligasi merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang diberikan kepada perusahaan penerbit obligasi. Jangka waktu obligasi ini terbatas yaitu ditetapkan yang disertai imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya telah ditetapkan dalam perjanjian. Obligasi dapat diterbitkan oleh badan usaha milik negara, swasta, pemerintah pusat, atau pemerintah daerah.

    3. Derivatif dari efek
    Pengertian efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right (klaim), waran, opsi, atau setiap derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.

    a. Right (Klaim)
    adalah sebagai bukti hak memesan saham terlebih dahulu yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan perusahaan sebelum ditawarkan ke pihak lain. Apabila pemegang saham tidak menggunakan haknya maka bukti right yang dimilikinya dapat diperjualbelikan di bursa.

    b. Waran
    waran ini seperti right namun dengan jangka waktu tertentu. Waran umumnya berjangka panjang, antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun.

    c. saham deviden
    Keuntungan yang diberika kepada pemegang saham biasanya dalam bentuk deviden. Deviden tersebut biasanya tidak dibagi dalam bentuk tunai tapi dalam bentuk saham baru.

    d. Saham bonus
    saham bonus biasanya diberikan kepada pemegang saham lama.

    e. Obligasi Konvertibel (convertible bond)
    obligasi Konvertibel adalah obligasi yang dapat ditentukan dengan saham perusahaan emiten apabila obligasi tersebut setelah melewati jangka waktu tertentu atau masa tertentu dengan perbandingan atau harga tertentu

    f. Reksadana
    Reksadana atau mutual fund merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang diinvestasikan dalam portofolio oleh manager investasi. Reksadana berbentuk sertifikat sebagai penjelasan bahwa pemodal menitipkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola dana untuk diinvestasikan baik di pasar modal maupun di pasar uang.
    sumber : http://catatan-akt.blogspot.com
    Baca Materi Lainnya :

    Perhitungan Investasi Jangka Pendek

    Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-surat berharga yaitu saham dan obligasi. Pencatatan investasi jangka pendek berdasarkan nilai perolehannya yaitu harga pembelian ditambah biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian.
    Kriteria investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga adalah :
    · Surat-surat berharga itu dapat segera dijual kembali dengan harga yang berlaku di pasaran pada tanggal penjualan.
    · Penjualan kembali oleh perusahaan dimaksudkan untuk untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
    Investasi jangka pendek dalam neraca termasuk dalam aktiva lancar. Saham-saham yang dibeli untuk investasi jangka pendek dapat dikategorikan menjadi saham biasa (common stock) atau saham preferen (preferren stock).
    Apabila surat berharga yang dibeli berupa obligasi, misalkan ada bunga berjalannya, maka pembayaran bunga berjalan tersebut bukan termasuk dalam harga perolehan.
    Contoh : pada tanggal 1 juni 2009 PT. G membeli obligasi 1000 lembar @ Rp 5.000, obligasi ini berbunga 10% per tahun dan dibayarkan tiap 1 januari dan 1 juli. Untuk membeli obligasi tersebut perusahaan harus membayar materai tempel sebesar Rp 18.000
    Buatlah jurnal untuk transaksi investasi di atas?
    Jawab :
    Harga Perolahan Obligasi
    Harga Obligasi = Rp 5.000.000
    (1.000 lbr X Rp 5.000 = Rp 5.000.000)
    Biaya materai = Rp 18.000
    = Rp 5.018.000
    Bunga berjalan :
    tanggal bunga terakhir = 1 januari 2009
    tanggal pembelian = 1 juni 2009
    periode bunga berjalan = 5 bulan (5/12 X 10% X Rp 5.000.000 = 20.833)
    Jurnalnya :
    Surat berharga-PT. K Rp 5.018.000
    Pendapatan Bunga Rp 20.833
    Kas Rp 5.038.833
    Dalam jurnal di atas rekening pendapatan bunga di debet untuk mencatat bunga berjalan yang dibayar. Penggunaan rekening ini akan mempengaruhi jurnal pencatatan penerimaan bunga pada tanggal 1 juli 2009. Semua penerimaan bunga akan dikreditkan ke rekening pendapatan bunga.
    Jurnal tanggal 1 juli 2009 :
    Kas Rp 250.000
    Pendapatan Bunga Rp 250.000*
    * perhitungan :
    Periode bunga : 1 januari s/d 1 juli 2009 = 6 bulan
    : 6/12 x 1% x Rp 5.000.000 = 250.000
    Sumber : http://catatan-akt.blogspot.com

    Baca juga materi Akuntansi Keuangan lainnya :

    Perbedaan Metode Perpetual dan Periodik

    1. Metode Perpetual
    Sistem pencatatan metode perpetual disebut juga metode buku adalah sistem dimana setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan.
    Setiap jenis barang dibuatkan kartu persediaan dan di dalam pembukuan dibuatkan rekening pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dqari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya.
    Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.
    Ciri-ciri terpenting dalam sistem perpetual pada perjurnalan adalah :
    a. Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan
    b. Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan dan dicatat dengan mendebet rekening HPP pada persediaan.
    c. Persediaan merupakan rekening kontrol dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan yang berisi catatan untuk setiap jenis persediaan. Buku pembantu persediaan menunjukkan keuantitas dan harga perolehan untuk setiap jenis barang yang ada dalam persediaan.
    2. Metode Periodik
    Pada metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnalnya adalah mendebet rekening pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika terjadi penjualan maka jurnalnya adalah mendebet rekening kas/ piutang dagang dan mengkredit rekening penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan inventarisasi atau stock opname pada akhir periode.
    Dari kedua metode di atas, metode persediaan periodik lebih sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode perpetual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan, metode persediaan perpetual jauh lebih unggul. Setiap saat persediaan akhir dapat diketahui.
    Perbandingan Metode Perpetual dengan Periodik
    Sistem Perpetual :
    Saat terjadi pembelian :
    Persediaan
    50.000.000
    Utang Dagang
    50.000.000
    Saat terjadi penjualan
    Piutang Dagang
    30.000.000
    Penjualan
    30.000.000
    HPP
    25.000.000
    Persediaan
    25.000.000
    Penyesuaian pada akhir periode
    tidak diperlukan jurnal penyesuaian, rekening
    persediaan menunjukkan saldo yang ada pada akhir
    periode yaitu Rp 35.000.000
    (10.000.000 *+50.000.000-25.000.000)
    * misal persediaan awal Rp 10.000.000

    Sistem Periodik :
    Saat terjadi pembelian
    Pembelian
    50.000.000
    Utang Dagang
    50.000.000
    Saat terjadi penjualan
    Piutang Dagang
    30.000.000
    Penjualan
    30.000.000
    Penyesuaian pada akhir periode
    HPP
    10.000.000
    Persediaan
    10.000.000
    HPP
    50.000.000
    Pembelian
    50.000.000
    Persediaan
    35.000.000
    HPP
    35.000.000 


    Baca Juga Materi Berikut :


    Convert Currency