AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA
Akuntansi
perubahan harga (accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi
terhadap perubahan atau selisih harga
dan masalah akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah.
Rerangka
Akuntansi Pokok
Rerangka
akuntansi pokok akan menghasilkan statemen keuangan dasar. Paton dan Littleton menegaskan bahwa
data dasar hendaknya merupakan angka yang terandalkan yaitu obyektif dan dapat
diverifikasi.
Tujuan pelaporan
keuangan tidak terbatas pada masalah pertanggungjelasan tetapi juga pada
pemenuhan kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi yang lebih luas. Tujuan
penyajian informasi untuk pertanggung jawaban menjadi tidak berarti atau bahkan
dapat diganti sama sekali.
Kos
merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dan
merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka penyerahan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Masalah
akuntansi
Sebagai data
dasar, dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos historis menghadapi tiga
masalah fundamental yang berkaitan dengan penilaian (valuation), unit pengukur (measurement
unit) dan pemertahanan kapital (capital
maintenance).
·
Masalah
Penilaian
Nilai aset
individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu
yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh
penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau
selera orang terhadap manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula menyebabkan
perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut. Perubahan
harga semacam ini disebut dengan
perubahan harga spesifik.
Model akuntansi
untuk menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang
dianut yaitu kos sekarang atau nilai keluaran sekarang.
·
Masalah
Unit Pengukur
Daya beli uang
dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat
homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan nilai unit pengukur ini terjadi karena
perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalau
nilai atau manfaat suatu barang tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat
digunakan untuk memperoleh barang yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu
karena daya beli uang berubah.
Secara umum, daya
beli uang semakin menurun karena adanya inflasi. Akuntansi menghadapi masalah
ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi homogenus untuk
beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal atau horisontal sebenarnya tidak
bermakna lagi.
·
Masalah
Pemertahanan Kapital
Laba adalah
kenaikan kapital dalam suatu periode yang dapat didistribusi atau dinikmati
setelah kapital awal dipertahankan. Untuk menentukan laba dengan mempertahankan
kapital, tiga hal penting dalam mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu
dasar penilaian, skala pengukuran, dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi
perubahan harga atau nilai. Masalah unit
pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran. Masalah
pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis kapital yang
harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila pengaruh perubahan harga seperti di atas tidak diperhatikan, dalam
keadaan perubahan harga menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis
cenderung tersaji lebih. Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga
atau untuk penahanan melekat pada angka laba. Angka laba yang tersaji lebih
dapat mengakibatkan distribusi laba yang melebihi jumlah yang dapat menyisakan
laba untuk mempertahankan kapital.
Pos-Pos Moneter dan Nonmoneter
Pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset
moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan
saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan harga masa datang barang dan jasa
tertentu.
Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang
dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga
terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang
menimbulkan untung atau rugi daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul kalau
perusahaan menahan pos-pos moneter dalam keadaan daya beli berubah.
Pos-Pos Nonmoneter
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga
terdiri atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah
aset yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut
berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima
potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa
atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya
beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat
diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya
perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau terjadi dan
nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir perioda.
Pos-pos moneter berkaitan dengan untung atau rugi daya beli sedangkan
pos-pos nonmoneter dengan untung atau rugi penahanan.
Perubahan Harga
Harga merepresentasi nilai tukar barang dan jasa pada suatu saat dalam
suatu lingkungan ekonomik. Barang dan jasa dapat berupa barang dan jasa antara
yaitu berupa faktor produksi atau produk akhir (barang dan jasa untuk
konsumsi).
Harga masukan adalah harga faktor produksi dan harga barang atau jasa
antara yang diperoleh untuk tujuan diolah lebih lanjut. Harga keluaran adalah
harga barang dan jasa yang dijual sebagai produk perusahaan. Pasar faktor
produksi disebut pasar masukan dan pasar produk akhir disebut pasar keluaran.
Secara umum, perubahan harga
adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada
waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Dari segi
akuntansi, perubahan harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek
(pos) dan jumlah rupiah yang menggambarkan nilai objek (pos) pada saat tertentu.
Dari sudut perusahaan, perbedaan harga masukan dan keluaran bukan merupakan
perubahan harga tetapi lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai ekonomik yang
diharapkan karena proses produksi.
Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada tiga jenis perubahan
harga yaitu : (1) perubahan harga umum, (2) perubahan harga spesifik, dan (3)
perubahan harga relatif
1. Perubahan Harga Umum
Perubahan harga
umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal
dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada umumnya
oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang atau kecepatan
beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa dalam
perekonomian suatu negara. Penyebab lain
adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa secara
umum atau perubahan harga pasar dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan
harga umum ditandai oleh perubahan seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat
dan arah yang sama.
o Inflasi dan Daya Beli Uang
Indeks harga
dapat memberi gambaran perubahan tingkat harga dari waktu ke waktu. Perubahan
indeks harga merefleksi pula perubahan daya beli atau nilai tukar uang. Kenaikan indeks harga berarti penurunan daya beli
demikian pula sebaliknya. Daya beli uang adalah kemampuan satuan uang pada saat
tertentu untuk ditukarkan dengan barang.
Gejala kenaikan tingkat harga umum dari waktu ke waktu disebut inflasi.
Inflasi ditunjukkan oleh indeks harga umum yang cenderung menaik dari waktu ke
waktu. Perubahan relatif indeks harga dari perioda satu ke perioda berikutnya
disebut dengan laju inflasi.
o Implikasi Akuntansi
Kos berbagai
objek yang diukur dengan satuan uang pada waktu yang berbeda-beda sebenarnya
merupakan jumlah rupiah yang tidak homogenus sehingga tidak dapat dijumlahkan.
Karena bersifat moneter, meretia sudah merefleksi kos atau harga sekarang
setiap saat atau pada tanggal pelaporan. Dengan adanya perubahan daya beli,
perusahaan kemungkinan akan mendapat untung atau menderita rugi karena
perusahaan menahan pos-pos moneter.
Untung atau rugi
daya beli pos moneter terjadi apabila perusahaan menahan aset moneter atau
mempunyai utang moneter dalam jangka waktu tertentu. Dalam kondisi inflasi,
menahan aset moneter akan menimbulkan rugi daya beli. Dalam kndisi deflasi
menahan aset moneter akan memberikan untung
daya beli dan menahan utang moneter akan mengakibatkan rugi daya beli.
o Interpretasi Untung / Rugi Daya Beli
Jumlah rupiah
untung atau rugi daya beli merupakan informasi untuk membantu pemakai dalam
menentukan laba ekonomik perusahaan karena informasi tersebut berkaitan dengan
seberapa jauh kapital secara ekonomik harus dipertahankan.
Untung daya beli
penahanan utang dapat diperlakukan sebagai pengurangan aset yang diperoleh
dengan utang tersebut. Untung atau rugi
daya beli pos moneter lancar dapat dianggap terrealisasi pada saat pos aset
moneter lancar diterima uangnya atau pada saat utang moneter lancar dilunasi.
Dari sudut pandang perusahaan sebagai kesatuan usaha, untung atau rugi daya
beli utang jangka panjang dalam suatu perioda tidak mempengaruhi besarnya laba.
Dari sudut likuiditas, untung atau rugi daya beli akan memberi informasi
apakah perusahaan dapat menjaga likuiditas operasinya. Dalam kondisi inflasi,
tentu saja modal kerja moneter akan cenderung menurun daya belinya.
2. Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga
spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik barang
tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan maupun
pasar keluaran.
Perubahan harga
spesifik terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer,
perubahan teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau perubahan
harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia
dalam masyarakat.
Perubahan harga
spesifik dalam pasar masukan akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan kos
aset yang yang akhirnya mempengaruhi
biaya bagi perusahan. Perubahan harga spesifik dalam pasar keluaran akan
mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan.
o Implikasi Akuntansi
Dalam akuntansi
kos historis, perubahan harga spesifik ini tidak diperhatikan dan dengan
sendirinya perubahan ini akan tersembunyi dalam perhitungan laba. Seandainya
pengaruh perubahan harga spesifik tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba,
pengaruh ini akan menjadi untung atau rugi penahanan.
o Interpretasi Untung/Rugi Penahanan
Untung penahanan
merupakan informasi tentang jumlah rupiah untuk mempertahankan kapital.
Dari segi
evaluasi kinerja manajemen, akuntansi kos sekarang sebenarnya memberi informasi
tentang kegiatan yang benar-benar merupakan upaya manajemen dan kegiatan yang
semata-mata hanya menahan aset dalam kaitannya dengan pengelolaan kapital
fisis. Laba operasi merupakan hasil kegiatan
produktif, sendangkan untung penahanan merupakan hasil kegiatan penahanan aset
semata. Laba operasi atas dasar kos sekarang merupakan pengukur efisiensi
pengelolaan dana atau kapital fisis perusahaan yang sebenarnya.
Dalam kondisi
harga yang menarik, biaya atas dasar kos sekarang yang dibebankan ke pendapatan
akan cenderung lebih tinggi daripada biaya historis karena itu laba akan
cenderung lebih kecil.
3. Perubahan Harga Relatif
Perubahan harga
relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa tertentu
terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan jasa.
Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya
beli dikeluarkan atau diperhitungkan.
Kalau unit
moneter dihomogenuskan dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi akan
menggambarkan laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan harga relatif tidak
dapat terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak dilakukan baik untuk
perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga umum. Model akuntansi
yang memperhitungkan pengaurh perubahan harga relatif sebenarnya merupakan
bastar atau hibrida antara model akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos
sekarang. Model hibrida tersebut disebut
akuntansi kos sekarang daya beli konstan.
Ø Akuntansi Daya Beli Konstan
Tujuan akuntansi daya beli konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar
daya beli.
Pemilihan Indeks Harga untuk Konversi
Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos
historis harus dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan.
Untuk menyusun statemen keuangan lengkap dalam daya beli, semua pos baik
neraca atau laba-rugi harus dikonversi. Bila indeks rata-rata digunakan dan
pos-pos laba rugi terjadi secara merata selama perioda, rupiah daya beli yang
didapat untuk suatu pos biasanya hampir sama dengan jumlah rupiah nominalnya.
Keunggulan dan Kelemahan
Argumen yang biasanya diajukan untuk mendukung penyajian informasi daya
beli konstan adalah :
1. Akuntansi
daya beli konstan menjadi angka akuntansi lebih bermakna
2. Dengan
akuntansi daya beli konstan, pembandingan antarperioda akan memberikan
informasi yang lebih bermakna
daripada pembandingan atas dasar rupiah
nominal
3. Pembandingan data antarperusahaan juga akan menjadi lebih
berarti dan informatif
4. Akuntansi daya beli konstan akan menghasilkan informasi
laba atas dasar konsep mempertahankan kapital
5. Pejabat pemerintah sudah terbiasa menganalisis data
keuangan atas dasar nilai real, sehingga pelaporan keuangan perusahaan dengan
menggunakan rupiah nominal kemungkinan dapat menyebabkan kebijakan pemerintah
yang merugikan perusahaan
6. Akuntansi daya beli konstan merupakan sarana mengeluarkan
pengaruh perubahan harga umum tanpa harus mengubah atau mengganti struktur
akuntansi yang sudah berjalan.
7. Akuntansi daya beli konstan dapat mengatasi atau
meniadakan sama sekali metoda akuntansi yang dimaksudkan untuk menanggulangi
perubahan harga secara parsial atau secara pos per pos
Beberapa keberatan dan kelemahan terhadap akuntansi daya beli konstan adalah
:
1. Akuntansi daya beli konstan mendasarkan diri pada data
kos historis sehingga kelemahan-kelemahan yang melekat pada kos historis tidak
seluruhnya dapat dihilangkan atau diatasi. Jadi, akuntansi daya beli konstan
belum memperhitungkan pengaruh perubahan harga spesifik
2. Manfaat informasi tambahan kemungkinan besar tidak
sepadan dengan kos untuk menyusun statemen keuangan daya beli konstan
3. Acapkali stateman keuangan daya beli konstan
diinterpretasi secara keliru sebagai informasi tentang nilai sekarang padahal
informasi yang disajikan oleh akuntansi daya beli konstan bukan merupakan nilai
sekarang, nilai yang dapat direalisasi, atau bahkan nilai diskonan
4. Untung rugi daya beli tidak mempunyai makna atau
interpretasi yang jelas atau intuitif.
5. Acapkali indeks yang digunakan untung menghomogenuskan
unit pengukur tidak mewakili perubahan daya beli yang terkandung dalam aset
perusahaan sehingga hasil perhitungan akuntansi daya beli konstan diragukan
keterandalannya.
Kapital Daya Beli
Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial. Kapital
finansial, laba terjadi dari kenaikan jumlah rupiah kapital tanpa memperhatikan
wujud kapital tersebut. Kapital daya beli adalah jumah rupiah kapital finansial
yang telah dikonversi menjadi daya beli.
Ø Akuntansi Kos Sekarang
Tujuan akuntansi
kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan kapital
semula. Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau kemampuan untuk
menyediakan barang dan jasa dengan kuantitas yang sama dengan kapasitas atau
kemampuan kapital sebelumnya.
Dasar Pengukuran Kos Sekarang
1.
Kos
Pengganti
Penekanan
diletakkan pada kos pengganti aset yang dikuasai perusahaan dengan aset yang
sejenis atau sama fungsinya. Kos pengganti
ini, secara konseptual laba perioda akan terjadi atas dua unsur yaitu : (1)
laba operasi dan (2) untung atau rugi penahanan akibat perubahan harga relatif.
FASB memberi
pedoman pengukuran fasilitas fisis yang sudah terpakai dengan cara berikut :
a. Mengukur
kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa yang sama
dengan potensi jasa fasilitas pada waktu dibeli perusahaan dan menguranginya
dengan depresiasi yang diperhitungkan atas dasar kos baru sesuai metoda yang
sama
b. Mengukur
kos sekarang suatu fasilitas fisis beka yang sama umum dan kondisinya dengan
aset yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan
c. Mengukur
kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa yang
berbeda dengan yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan dan menyesuaikan kos
baru tersebut terhadap perbedaan-perbedaan nilai potensi jasa akibat perbedaan
umur, kapasitas, kualitas jasa dan kos pemeliharaan/pengoperasian.
2. Nilai
Jual Sekarang
Kos
sekarang aset diukur atas dasar harga aset senandainya pada saat sekarang
perusahaan memilih untuk menjual aset tersebut alih-alih memakainya untuk
operasi. Nilai jual sekarang berarti jumlah rupiah pendapatan yang dapat
direalisasi seandainya aset dijual sekarang.
3.
Nilai Terrealisasi Harapan
Pendekatan ini
sama dengan nilai jual sekarang hanya pengukuran dilakukan atas dasar nilai
sekarang aliran kas masa datang yang diterima dari aset atau dibayar untuk aset
atau utang bersangkutan.
Nilai penggunaan
adalah nilai sekarang aliran kas di masa mendatang yang diharapkan akan
diterima dari penggunaan aset oleh perusahaan. Nilai pasar sekarang adalah
jumlah rupiah kas, atau setara kas yang diharapkan akan dapat diperoleh dari
penjualan suatu aset dikurangi dengan biaya penjualan yang terlibat dalam
proses penjualan aset tersebut.
Kos sekarang dan Pemertahanan Kapital
Akuntansi kos sekarang dilandasi konsep mempertahankan kapital. Perubahan
harga aset yang ditahan selama suatu perioda menimbulkan untung atau rugi
penahanan.
Untuk kapital finansial untung atau rugi ini akan diperhitungkan dalam
penentuan laba perioda sebagai untung terrealisasi. Perbedaan utama antara
konsep mempertahankan kapital fisis dan kapital finansial adalah bahwa dalam
mempertahankan kapital fisis, untung atau rugi penahanan tidak dimasukkan
sebagai komponen laba perioda tetapi diperlakukan sebagai penyesuai ekuitas
pemegang saham.
Sumber Informasi dan Teknik Pengukuran penentuan kos sekarang
1. Pengindeksan
(Indexation)
Sumber
informasi dapat berupa (1) indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk
kelompok barang atau jasa yang diukur atau (2) indeks harga yang dihasilkan
sendiri oleh perusahaan berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang
ataujasa yang diukur
2. Penghargaan
Langsung (Direct Pricing)
Informasi
dari luar berupa (1) harga faktur sekarang, (2) daftar harga dari penjual
barang atau jasa (price list) atau kutipan harga lain atau taksiran, dan (3)
kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
3. Pengkosan
Unit (Unit Costing)
Teknik
ini digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan
untuk barang tau jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran atau barang yang
bersifat khusus (tidak standar).
4. Penghargaan
fungsional (Functional Pricing)
Teknik
ini digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi atau
pemrosesan dan bukanya suatu aset secara individual atau kelompok aset yang
masing-masing berdiri sendiri.
Keunggulan dan Kelemahan
Argumen yang
diajukan untuk mendukung disediakannya informasi kos sekarang :
1.
Tindakan manajemen untuk menghadapi
perubahan harga biasanya diwujudkan dalam keputusan yang didasarkan atas
harapan atau prediksi adanya perubahan harga di masa datang untuk barang atau
jasa yang diperoleh perusahaan.
2.
Akuntansi kos sekarang dapat menunjukkan
laba operasi dan untung penahanan sehingga dapat memberikan informasi tentang
pengaruh perubahan harga terhadap profitabilitas perusahaan yang sesungguhnya.
3.
Informasi kos sekarang bermanfaat dalam
analisis kemampuan perusahaan untuk menjaga kapasitas operasi sekaligus untuk
membagi dividen.
4.
Neraca atas dasar kos sekarang menggambarkan
nilai ekonomik aset dan utang yang lebih realistik dibandingkan neraca berbasis
kos historis.
5.
Akuntansi kos sekarang akan memberikan
informasi tentang efisiensi suatu perusahaan yang lebih baik dan dapat
diperbandingkan secara lebih bermakna dengan perusahaan lain.
6.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, akuntansi kos sekarang mendasarkan pada konsep pemertahanan kapital
yang semestinya atas dasar perkembangan dan kondisi perusahaan yang mutakhir.
Kritik umum yang ditujukan terhadap akuntansi kos sekarang :
1.
Belum ada definisi yang tegas dan tunggal tentang
apa yang dimaksud aset pengganti dan bagaimana aset tersebut diukur.
2.
Akuntansi kos
sekarang belum mempertimbangkan pengaruh perubahan daya beli uang.
3.
Konsep
mempertahankan kapital yang menjadi landasan kos sekarang sebenarnya bukan
merupakan fungsi akuntansi atau laporan tetapi fungsi manajemen.
4.
Kerumitan penyususunan informasi kos
sekarang sebagai pelengkap tidak sepadan dengan manfaat yang diperoleh.
Ø
Akuntansi
Hibrida
Akuntansi daya beli
konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak stabil sedangkan
akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah panilaian.
Perbedaan Akuntansi Daya Beli Konstan dan Kos Sekarang
Akuntansi Daya Beli Konstan
1.
Mengatasi masalah unit pengukur.
2.
Merevisi atau merevaluasi aset moneter pada akhir perioda.
3.
Menggunakan indeks harga umum karena sasaeannya perubahan
umum.
4.
Mengabaikan untung atau rugi
penahanan pada saat revaluasi.
5.
Mengungkapkan untung atau rugi daya
beli atas aset monoter reto.
6.
Untung atau rugi sebagai selisih
lebih bermakna sebagai penyesuai kapital daripada komponen laba dalam rangka
pemertahanan kapital.
Akuntansi Kos Sekarang
1.
Mengatasi masalah penilaian.
2.
Merevisi atau merevaluasi aset nonmoneter secara terus
menerus.
3.
Menggunakan indeks harga spesifik karena sasarannya
perubahan harga spesifik.
4.
Mengabaikan untung atau rugi daya beli.
5.
Mengungkapkan untung atau rugi penahanan atas aset
nonmoneter neto.
6.
Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai
komponen laba daripada penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapital.
Standar Akuntansi
Perubahan Harga
Dengan dikeluarkannya SFAS No. 89, FASB
telah mengubah status pelaporan informasi perubahan harga dari wajib menjadi
anjuran. Secara autoritatif pengungkapan informasi perubahan harga setelah
SFAS No. 89 sebenarnya bersifat
sukarela. Standar akuntansi perubahan harga dalam profesi akuntansi di Amerika
memang mempunyai riwayat yang agak unik. Standar yang cukup penting yang berpautan
dengan pembahasan dalam bab ini adalah SFAS No. 33, No. 82 (1984), dan terakhir
No. 89 (1986).27
§ SFAS No. 33
Semula melalui SFAS No. 3, FASB
mewajibkan informasi pelengkap atas pengaruh inflasi dan perubahan harga
spesifik dalam laporan tahunan. SFAS No. 33 tidak menuntut penyajian komprehensif
statemen keuangan atas dasar kos sekarang atau daya beli kostan tetapi hanya
mewajibkan pengungkapan sebagian informasi yang membantu pemakai untuk
mengevaluasi pengaruh perubahan harga.
Untuk akuntansi daya beli konstan,
butir-butir minimum yang harus diungkapkan adalah :
1.
Informasi tentang laba dari operasi
berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar daya beli konstan.
2.
Untung atu rugi daya beli atas pos-pos
moneter neto untuk tahun berjalan.
Dalam SFAS No. 33, FASB menetapkan
informasi minimal yang harus diungkapkan atas dasar kos sekarang sebagai
berikut :
1.
Informasi tentang
laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar kos sekarang.
2.
Jumlah rupiah kos sekarang sediaan dan
fasilitas fisis pada akhir tahun.
3.
Untung dan rugi perusahaan selama tahun
berjalan untuk sediaan dan fasilitas fasis.
§
SFAS
No. 82
FASB menerbitkan SFAS No. 82 yang isinya
meniadakan beberapa pengungkapan yang sebelumnya diatur dalam SFAS No. 33.
Standar baru ini meniadakan atau membatalkan ketentuan untuk mengungkapkan informasi
daya beli konstan.
§ SFAS No. 89
SFAS No. 89 tidak lagi mewajibkan (to
require) pengungkapan pengaruh perubahan harga sebagai informasi pelengkap
tetapi sangat menganjurkan (to encourage) pengungkapan tersebut.
Model Akuntansi dan Implementasinya
Standar
pelaporan perubahan harga menyangkut empat model yaitu:
1. akuntansi
kos historis
2. akuntansi
daya beli konstan
3. akuntansi kos sekarang
4. akuntansi kos
sekarang/daya beli konstan.
Suatu
model akuntansi perubahan harga ditentukan oleh kombinasi tiga faktor:
1.
Dasar penilaian
2.
Skala pengukuran
3. Jenis Kapital
Model 1. Berbasis kos historis
dengan skala pengukuran nomimal untuk capital bersifat financial.
Model 2. Besarnya untung atau
rugi daya beli suatu periode ditentukan oleh indeks harga yang dipilih sebagai
basis
Model 3. Kos sekarang sebenarnya
adalah kos sekarang pada saat penjualan.
Model 4. Model ini merupakan
model hibrida yaitu penggabungan akuntansi daya beli konstan dan
akuntansi kos sekarang yang semula berdiri sendiri.
Model 5. Model ini sama dengan
model 3 tetapi jenis capital yang diukur adalah fisis
Model 6. Laba yang didistribusi
sama dengan model 5. Perbedaannya terletak pada unit pengukur yang berubah dan
diperhitungkannya rugi daya beli dan besarnya jumlah penyesuaian capital fisis
untuk mempertahankan kapital
Model 7. Model ini tidak berbeda
dengan kos sekarang hanya kos sekarang didefinisi sebagai harga jual sehingga
laba dimaknai sebagai aliran kas bersih masa datang baik yang telah terealisasi
maupun belum.
Model 8. Model ini merupakan
pengembangan model 7 dengan memasukkan unsur perubahan daya beli dalam hitungan
laba sehingga semua angka rupiah dikalikan dengan indeks yang sesuai
0 komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar Apabila anda menyukai materi di atas!komentar bersifat membangun dan gunakan kata-kata sepatutnya..Terimakasih