Makna
Income dalam perpajakan adalah sebagai jumlah kotor sehingga diterjemahkan
sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standart Akuntansi Keuangan,
sedangkan dalam Akuntansi istilah income adalah dimaknai sebagai jumlah bersih
sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa yang dimaksud dengan income. Dan
lebih menunjuk pada konsep FASB.
Tujuan
Pelaporan Laba
Pengertian
laba yang dianut struktur akuntansi sekarang adalah laba yang merupakan selisih
pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Pendefinisian laba adalah
sebagai pengukur kembalian atas investasi dari pada sekedar perubahan kas.
Tujuan
pelaporan laba diharapkan dapat
digunakan antara lain :
- Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi
- Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen
- Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
- Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara
- Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik
- Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang
- Dasar kompensasi dan pembagian bonus
- Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
- Dasar pembagian dividen
Konsep
Laba Konvensional
Menurut Hendriksen dan van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang
berjalan (konvensional) masih problematik
secara teoritis. Laba akuntansi
mempunyai beberapa kelemahan :
- Laba akuntansi belum di definisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara intuitif dan ekonomik bermakna
- Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa residual
- Prinsip akuntansi berterima umum sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi peluang untuk terjadinya ketatakuasaan antar perusahaan
- Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga
- Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan tang mendesak.
Atas dasar tujuan dan kelemahan laba
akuntansi , ada dua aspek pokok teori laba yaitu :
- Interpretasi laba dan implikasinya dalam tiap tataran teori
- Lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas.
1.
INTERPRETASI LABA DAN IMPLIKASINYA DALAM TIAP
TATARAN TEORI
a.
Konsep Laba
dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik
berkaitan dengan masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan
pada simbol atau elemen
laba sehingga laba bermanfaat (usefull) dan bermakna (meaningful) sebagai informasi. Pemaknaan
laba secara semantik akhirnya akan menentukan pemaknaan laba secara sintatik yaitu pengukuran dan penyajiannya
Pengukur kinerja
Daya
melaba merupakan informasi semantik yang diharapkan dibawa oleh informasi
akuntansi melalui statemen keuangan yaitu objek (element), ukuran (size), dan
hubungan (relationship). Dalam daya melaba ada tiga komponen yang harus
diketahui yaitu laba, periode, tingkat sumber daya (investasi). Sehingga, laba
dapat diinterprestasi sebagai pengukur keefisienan (efisien) bila dihubungkan
dengan tingkat investasi karena efisien secara konseptual merupakan suatu
hubungan atau indeks. Jadi,
laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA dan
ROL sebagai pengukur efisiensi.
Konfirmasi Harapan Investor
Perekayasa
pelaporan keuangan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan bahwa
harapan-harapan investor atau pemakai
lainnya dimasa lalu tentang kinerja perusahaan memang terealisasi. Dengan
demikian, laba dapat diinterpretasikan sebagai saran untuk mengkonfirmasi
harapan-harapan tersebut.
Estimator Laba Ekonomik
Akuntansi
menganut asas akrual untuk mendapatkan suatu angka yang lebih bermakna secara
ekonomik daripada sekedar kenaikan atau penurunan kas dalam suatu periode. Perbedaan laba akuntansi dan laba
ekonomik, yaitu:
- Sudut pandang pemaknaan, laba akuntansi dari perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan sedangkan laba ekonomik dari kaca mata investor karena keperluan untuk menilai investasi dalam saham yang bersifat subjektif.
- Dasar pengukuran, laba akuntansi berdasarkan data yang telah terjadi ( kos historis) dan bukan data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan, nilai pasar, dan nilai likuidasi seperti laba ekonomik
- Dari segi akuntansi, pengertian ekonomik adalah kelayakan ekonomik jangka panjang sementara laba ekonomik merupakan penilaian ekonomik jangka pendek.
- Dari segi akuntasi depresiasi merupakan proses alokasi harga perolehan aset, sementara dalam laba ekonomik depresiasi merupakan proses penilaian.
- Laba ekonomik berbeda dengan laba akuntansi karena pada umumnya laba ekonomik memperhitungkan perubahan daya beli uang dan perubahan harga spesifik aset, karena investor lebih berkepentingan dengan kos kesempatan untuk menilai secara ekonomik investasinya, sementara akuntansi menunjukkan pengaruh perubahan harga dan daya beli melalaui laporan pelengkap.
- Laba akuntansi berkepentingan dengan laba uang dimana laba uang tersebut berupa kenaikkan satuan uang dalam satu periode tanpa memperhatikan pengaruh perbedaan daya beli. Sementara laba ekonomik berkepentingan dengan laba real, dimana laba real adalah laba yang berupa kenaikkan kemakmuran ekonomik.
- Laba akuntansi dilandasi konsep kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai sisa potensi jasa sehingga kos hostoris menjadi basis penilaiannya. Sementara itu, laba ekonomik dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sehingga simpanan atau sediaan nilai.
Makna
Laba
Laba secara konseptual mempunyai
karakteristik umum sebagai berikut :
- Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
- Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir
- Perubahan dapat dinikmati, di distribusi atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
Kemakmuran
dapat berupa aset bersih, aset, modal pemegang saham, kekayaan, investaasi,
sumber daya ekonomik, uang dan apapun yang dapat dinilai dengan uang.
Kemakmuran tersebut secara umum disebut kapital (capital). Namun kapital disini berbeda dengan modal. Pengertian
kapital dalam konteks laba akuntansi meliputi:
-
Kapital bagi
badan usaha atau manajemen yang menguasai sumber ekonomi ini (fisis atau
finansial) adalah aset
-
Kapital bagi
pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat utang,
misalnya obligasi) adalah utang.
-
Kapital bagi
pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat saham)
adalah ekuitas.
Laba dan
Kapital
Kapital dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu,
sementara laba dapat diasosiasi dengan aliran kemakmuran. Jadi, laba adalah
aliran potensi jasa yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan
tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula.
Konsep Pemertahanan Kapital
Konsep
ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian/ imbalan
atau return dan menikmati iya setelah kapital dipertahankan keutuhannya atau
pulih seperti sedia kala. Konsep ini mempunyai arti penting dan konsekuensi dalam
beberapa hal yang saling berkaitan, sebagai berikut :
- Membedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi.
- Memisahkan dan membedakan transaksi operasi (produktif) dalam arti luas dengan transaksi pendanaan dari pemilik.
- Menjamin agar laba yang dapat didistribusikan tidak mengandung pengembalian investasi.
- Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian kapital untuk mempertahankan kemampuan ekonomi.
- memungkinkan penggunaan berbagai dasar pemikiran untuk menentukan tingkat kapital pada saat tertentu.
- Memungkinkan penerapan pendekatan aset-kewajiban secara penuh dalam pemaknaan laba sehingga angka laba akuntansi akan mendekati angka laba ekonomi.
Atas dasar uraian di atas, laba
kemudian didefinisikan secara umum, formal dan semantik sebagai berikut : Laba
adalah tambahan kemampuan ekonomi yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam
suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat
dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/ pemilik kapital tanpa mengurangi
kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal periode).
b.
Konsep Laba dalam Tataran Sintaktik
Konsep ini harus dirasionalkan dalam bentuk standar
dan prosedur akuntansi yang objektif sehingga angka laba dapat diukur dan
disajikan dalam statemen keuangan. Pengukuran
dalam arti luas yang meliputi pengakuan, saat pengakuan, dan prosedur pengakuan
ditambah cara mengungkapkan merupakan masalah pada tataran sintaktik. Terdapat
dua kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba yaitu :
- Pendekatan transaksi
Laba diukur pada saat terjadinya
transaksi (terutama transaksi eksternal) yang kemudian terakumulasi sampai
akhir periode. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan
pendapatan sama dengan atas dasar kriteria terlealisasi dan sama dengan
pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Dengan pendekatan
transaksi laba timbul dan diakui pada saat penjualan atau pertukaran terjadi.
- Pendekatan kegiatan
Laba dianggap timbul bersamaan dengan
berlangsungnya kegiatan atau kejadian bukan sebagai hasil suatu transaksi pada
saat tertentu. Dengan konsep ini pendapatan (dengan sendirinya laba) dinyatakan
telah terbentuk bersamaan dengan telah dilakukannya kegiatan operasi perusahaan
dalam arti luas.
Dalam aplikasinya kedua pendekatan
diatas tidak berdiri sendiri tetapi saling melengkapi. Laba tidak dapat diakui
hanya atas dasar salah satu pendekatan.
Pendekatan
Pemertahanan Kapital
Dengan
konsep ini laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik
waktu yang berbeda. Masalah teoritis dalam hal ini adalah bagaimana kapital
diukur atau dinilai dan bagaimana laba ditentukan.
Pengukuran
atau Penilaian Kapital
Pengukuran
kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena dengan
berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus
dipertimbangkan yaitu unit atau skala
pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang menentukan cara menilai kapital
adalah jenis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian.
Jenis
Kapital :
- Kapital Finansial
Adalah klaim dipandang dari jumlah
rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim
tersebut. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital finansial akan
timbul bila jumlah rupiah klaim finansial pada akhir suatu periode melebihi
jumlah klaim finansial pada awal periode (setelah pengaruh transaksi pemilik
atau penguasa klaim selama periode dikeluarkan).
- Kapital Fisis
Adalah sumber ekonomik yang dikuasai
oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis
yaitu kemampuan menghasilkan barang dan
jasa. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital fisis akan timbul
bila kapasitas produksi fisis pada akhir periode melebihi kapasitas produksi
fisis pada awal periode.
Perbedaan antara kedua jenis kapital
dilihat dari pengaruh perubahan harga atas aset yang ditahan atau kewajiban
yang ditanggung selama satu periode. Dalam kapital finansial pengaruh perubahan
diakui sebagai untung atau rugi menahan atau penahanan dan dilaporkan melalui
statemen laba rugi, sedangkan kapital fisis pengaruh perubahan diakui sebagai
penyesuai kapital dan tidak masuk dalam statemen laba rugi.
Skala
Pengukuran:
- Skala Nominal
Adalah satuan rupiah sebagaimana telah
terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat
perubahan kondisi ekonomik. Karena dalam kenyataannya nilai satuan uang berubah
karena inflasi, pengukuran atas dasar skala rupiah nominal mengandung
kelemahan.
2.
Skala daya beli
Skala daya beli atau lebih tepatnya
skala rupiah daya beli atau skala daya beli konstan merupakan skala untuk
mengatasi kelemahan skala rupiah nominal. Dengan skala ini rupiah nominal
dinyatakan kembali dalam bentuk rupiah daya beli atas dasar indeks harga
tertentu.
Dasar
atau Atribut pengukuran:
- Kos Historis
Merupakan jumlah rupiah sepakatan atau
harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan.
- Kos sekarang
Menunjukkan jumlah rupiah harga
pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk
memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara.
Kos
sekarang berbeda dengan kos historis bukan karena perubahan harga umum tetapi
karena perubahan harga barang tertentu
akibat perubahan selera, teknologi dan fungsi.
Pengukuran
Laba dengan Mempertahankan kapital
Berbagai
pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara
lain adalah :
- Kapitalisasi aliran kas harapan
Konsep laba ini mendekati konsep laba
ekonomik. Dengan konsep ini, akan ditentukan nilai kapitalisasian investasi
pemegang saham pada awal dan akhir periode. Dalam hal ini, laba merupakan
selisih nilai kapitalisasian awal dan akhir periode. Meskipun, konsep ini
mendekati laba ekonomik namun sistem pembukuan perusahaan mungkin tidak
mendukung konsep pengoperasian.
- Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan
Penilaian ini memandang kapital
sebagai kapital finansial. Dimana, kapital diukur atas dasar berapa jumlah
rupiah yang investor bersedia membayar untuk seluruh kekayaan perusahaan
dikurangi seluruh kewajiban. Untuk memperoleh nilai kapital yang wajar dapat
digunakan alternatif penilaian yaitu kapital diukur atas dasar perkalian antara
volume saham yang beredar dengan harga pasar saham pada awal dan akhir periode.
- Setara Kas sekarang
Penilaian ini memandang kapital
sebagai kapital fisis. Dasar pengukuran adalah semua jumlah rupiah setara tunai
pos aset dikurangi jumlah rupiah setara tunai
semua utang. Berbeda dengan penilaian pasar atas aset bersih perusahaan,
penilaian ini merupakan jumlah harga pasar tiap jenis aset secara individual.
Walaupun penilaian ini objektif , pasar bebas untuk tiap jenis aset tidak
selalu ada.
- Harga masukan historis
Penilaian ini memandang kapital sebagai
kapital fisis. Laba diukur berdasarkan selisih aset bersih awal dan akhir
periode yang masing-masing dinyatakan dalam kos historisnya. Hal inilah yang
dianut.
- Harga masukan sekarang
Perbedaan penilaian ini dengan harga
masukan historis adalah pendekatan ini menilai komponen-komponen kapital awal
dan akhir dengan kos masukan sekarang atau kos pengganti pada saat itu. Kapital
dapat dipertahankan apabila kos pengganti akhir perioda sama dengan kos
pengganti awal periode. Dimana perusahaan mampu mempertahankan kemampuan
produktif seperti sedia kala (awal periode) sebelum kenaikan kapital dapat
didistribusikan dalam bentuk deviden.
- Pembertahanan daya beli konstan
Pengukuran dengan unit daya beli
konstan ini basisnya adalah kos historis. Kapital awal dan akhir dinyatakan
dalam unit daya beli konstan pada indeks dasar tertentu. Laba yang diukur
berdasarkan selisih kapital awal dan akhir akan menggambarkan tambahan daya
beli kapital yang dimiliki / dikuasai perusahaan tanpa harus mengurangi daya
beli kapital yang mula-mula.
Secara umum,
penentuan laba atas dasar konsep pemertahanan kapital memerlukan penilaian atas
kapital baik fisis maupun finansial pada awal dan akhir suatu periode.
c. Konsep
Laba dalam tataran pragmatik
Tataran
ini membahas apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba
nyatanya digunakan.
Prediktor
Aliran Kas ke Investor
Aliran
kas yang diterima atau diharapkan investor akan dipengaruhi oleh kemampuan
perusahaan untuk menciptakan kas yang cukup untuk membayar semua kewajiban pada
saatnya, mendanai keperluan operasi, reinvestasi, membayar bunga dan membayar
deviden. Kemampuan menciptakan kas tersebut akan ditentukan oleh kemampuan
perusahaan mendatangkan laba jangka panjang yang memadai. Oleh karena itu
investor dan kreditor harus memprediksi kemampuan melaba jangka panjang. Untuk
itu, investor dan kreditor memerlukan informasi laba masa lalu untuk
memprediksi laba masa datang. Bahwa laba merupakan prediktor aliran kas ke
investor sebenarnya menunjukkan bahwa laba menentukan harga saham.
Perkontrakan
Efisien
Kontrak
efisien adalah kontrak yang tidak banyak menimbulkan persengketaan dan yang
mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang diperjanjikan. Aspek
pragmatik laba dalam pengontrakan efisien didasarkan pada gagasan bahwa kontrak
akan efisien jika laba akuntansi menjadi kriteria dalam kontrak tanpa memandang
aspek semantik laba tersebut. Jadi, laba akuntansi mempunyai manfaat karena
secara pragmatik dapat dijadikan alat untuk mencapai kontrak yang efisien.
Pengendalian
Manajemen
Laba mempunyai peran penting dalam suatu sistem pengendalian manajemen.
Sistem ini dirancang untuk mengerahkan perilaku para manajer agar mereka
memaksimumkan kepentingan dirinya atau divisinya, tetapi pada saat yang sama
kepentingan perusahaan secara keseluruhan juga tercapai. Perilaku manajer
dikendalikan melalui laba dengan cara mengaitkan konpensasi dengan laba sebagai
pengukur kinerja.
Teori Pasar Efisien
Reaksi
pasar modal terhadap informasi dapat digunakan untuk mengukur atau menguji kebermanfaatan
informasi. Hubungan antara informasi dan harga saham dibahas dalam kontek yang
disebut efiensi pasar. Terdapat tiga bentuk efisiensi yaitu:
-
Bentuk lemah,
jika harga sekuritas merefleksi secara penuh informasi harga dan volume
sekuritas masa lalu.
-
Bentuk semi
kuat, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi yang
tersedia secara publik termasuk data statemen keuangan.
-
Bentuk kuat,
jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi privat yang tidak
dipublikasikan.
Laba Sebagai Signal
Laba
merupakan sarana untuk menyampaikan signal-signal dari manajemen yang tidak
disampaikan secara publik. Jadi, laba mempunyai kandungan informasi yang
penting bagi pasar modal.
Pengujian
Pandangan Informasi Laba
Untuk
menguji kandungan informasi laba ada dua pendekatan yang dapat dilakukan,
yaitu:
- Pengujian asosiasi
Pengujian asosiasi menunjukkan bahwa
asosiasi atau korelasi antara laba dan return tidak begitu kuat atau sempurna.
- Pengujian peristiwa
Bahwa laba mempunyai efek pragmatik terhadap
perilaku pasar modal.
2. LABA DAN TEORI ENTITAS
Teori entitas berkaitan dengan
penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan
ekonomi sehingga pihak tersebut berhak menikmati laba. Teori entitas atau
ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah :
- Entitas usaha bersama
Terdiri dari manajar, karyawan,
pemegang saham, kreditor, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Sehingga laba
didefinisikan sebagai seluruh jumlah rupiah nilai-tambahan atau (kenaikkan
kemakmuran) yang dihasilkan oleh kegiatan para partisipan secara bersama-sama
dikurangi dengan kos material dan mesin atau peralatan (bahan baku, overhead
non tenaga kerja dan depresiasi).
- Tntitas usaha atau bisnis
Perusahaan dipandang sebagai orang
atau bahan yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, serta terpisah
dari investor, kreditor dan pihak eksternal lainnya. Laba dipandang sebagai
kenaikan aset karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan aset)
dan biaya sebagai aliran keluaran aset (penurunan aset) sebagai akibat kegiatan
operasi perusahaan.
- Entitas investor
Investor terdiri dari kreditor dan
pemegang saham dimana perusahaan melalui manajemen bertindak atas nama
investor.
- Entitas pemilik
Teori entitas ini memandang pemegang
saham (biasa dan istimewa) sebagai pemilik dan menjadi pusat perhatian
akuntansi. Untuk perusahaan perseroan pandangan entitas pemilik tidak tepat
karena manajemen dan pemegang saham merupakan pihak yang terpisah. Entitas
pemilik residual
- Entitas pemilik residual
Konsep entitas ini memandang pemegang
saham sebagai pusat perhatian akuntansi, dimana pemilik adalah pemegang saham
biasa, sedangkan pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar. Sehingga
deviden untuk mereka dipandang sebagai biaya. Oleh karena itu penyajian laba
harus dipusatkan pada pemegang saham biasa untuk membantu mereka memprediksi
aliran kas masa datang.
- Entitas pengendali
Teori ini menitikberatkan pandangannya
kepada pihak yang mengendalikan sumber ekonomik perusahaan tanpa memperhatikan
kepemilikan. Implikasi konsep ini tidak berbeda dengan implikasi konsep
kesatuan usaha, karena kemampuan mengendalikan sumber ekonomik lebih penting
daripada kepemilikan.
- Entitas dana
Konsep ini berpaut dengan organisasi
non profit khusunya organisasi kepemerintahan. Dalam pembahasan akuntansi
kepemerintahan, dikenal dua kelompok kesatuan dana, yaitu dana non belanja atau
usaha dan dana belanja.
Baca Juga Materi Teori Akuntansi lainnya..
Baca Juga Materi Teori Akuntansi lainnya..
thank's ^_^
BalasHapus