Blogger news

Jumat, 18 Juni 2010

Fungsi Manajemen Kas

Ada tiga motif utama seseorang atau perusahaan dalam memegang kas :

1. Motif Transaksi yaitu kebutuhan akan kas untuk pembayaran –pembayaran yang ditimbulkan oleh pengeluaran sehari-hari dari perusahaan.
2. Motif berjaga-jaga yaitu untuk berjaga-jaga terhadap pengeluaran-pengeluaran yang tak terduga
3. Motif spekulasi, dalam motif ini orang memegang uang kas dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan dai perubahan-perubahan yang diharapkan dari harga-harga surat berharga (marketable securities).


A. Fungsi Manajemen Kas

1. Mempercepat Pengumpulan
Ide dasar dari manajemen kas yaitu mempercepat pengumpulan piutang dan memperlambat pembayaran tanpa mengurangi “Credit Standing” perusahaan dimata para pemberi kredit. Beberpa cara yang bias digunakan dan terpanting untuk perusahaan yang mempunyai wilayah operasi yang luas, ditujukan untuk :
a. Mempercepat waktu pengiriman pembayaran dari konsumen ke perusahaan.
b. Mengurangi waktu saat pembayaran diterima oleh perusahaan dan yang belum terkumpul.
c. Mempercepat pemindahan dana ke bank-bank yang ditunjuk untuk melakukan pengeluaran.
Keadaan yang tidak diinginkan adalah apabila para langganan sudah mengirimkan pembayarannya lewat pos ata bank, tetapi sebagian besar pembayaran tersebut belum diterima oleh perusahaan, sehingga perusahaan tidak bisa memanfaatkan dana yang sudah menjadi miliknya.



2. Mengendalikan Pembayaran

Pengendalian pembayaran yang efektif dapat mempercepat perputaran kas. Kalau tujuan pemgumpulan adalah percepatan yang maksimum, maka tujuan dalam pembayaran ini adalah untuk memperlambat pembayaran tersebut selama mungkin. Kombinasi dari kedua hal tersebut akan memaksimumkan “availability” dana tersebut.
Salah satu cara untuk memaksumumkan tersedianya dana, adalah dengan “playing the float”. “Float” disini berarti perbedaan antara jumlah saldo kas di bank menurut catatan perusahaan, dan saldo di bank menurut laporan di bank.
Untuk perusahaan yang mempunyai atau menggunakan jasa berbagai bank, penting bagi perusahaan untuk memindahkan dana secepatnya ke bank yang memerlukan untuk pembayaran rekening-rekening perusahaan, dari bank-bank yang belum memerlukan dana untuk pembayaran. Jadi yang penting disini perusahaan harus menetapkan prosedur operasi yang jelas tentang pembayaran yang harus dilakukan oleh perusahaan.

3. Saldo Kas Yang Harus Dipertahankan
Kebanyakan perusahaan menentukan jumlah kas yang harus dipelihara. Mereka tidak ingin mempunyai saldo kas yang terlalu besar, karena ini akan mengurangi kemungkinan bunga yang bisa diperoleh dari investasi pada surat-surat berharga. Semakin besar tingkat bunga pada surat-surat berharga, semakin besar pula “opportunity cost” yang harus ditanggung oleh perusahaan apabila perusahaan mempunyai kas yang menganggur.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Persediaan Kas
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan kas adalah :
 Pertimbangan antara cash inflow dan cash outflow.
 Penyimpanan terhadap aliran kas yang diperkirakan.
 Adanya hubungan financial yang baik dengan bank-bank.
 Penganggaran kas.



C. Cashflow

Cashflow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akubat dari aktivitas perusahaan dengan kala lain adalah aliran kan yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu :
 Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu relatif singkat tanpa ada pengurangan investasi awal.
 Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
 Capital growth, dana yang diperuntukan untuk penambahan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
 Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya : pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb.
 Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti : penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
 Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti modal kerja, nilai proyek yaitu penjualan peralatan proyek.



D. Langkah-langkah Penyusunan Cash Flow
Ada empat langkah dalam penyusunan cash flow yaitu :
 Menentukan minimum kas
 Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
 Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi defisit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga
 Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.

E. Model-model Manajemen Kas
Berbagai model manajemen kas telah dikembangkan, dengan maksud untuk menentukan berapa saldo kas yang harusnya disediakan, dan berapa yang bisa diinvestasikan untuk surat-surat berharga. Model-model tersebut memperhatikan kebutuhan perusahaan akan kas, dapat tidaknya kebutuhan tersebut diramalkan, tingkat bunga pada surat-surat bergarga, dan biaya transfer antar kas dan surat berharga.

1. Inventory Model
Model ini memberikan kerangka konsepsi yang berguna dalam memecahkan masalah penentuan jumlah kas yang seharusnya. Dalam model ini dianggap bahwa permintaan/kebutuhan akan kas bersifat stabil, selama periode tertentu.

Model ini memang nampak sederhana dan kaerna kesederhanaannya itu memerlukan kehati-hatian dalam menerapkannya. Merkipun biaya bunga mudah diukur, tetapi biaya transfer ternyata cukup sulit untuk diukur sebab biaya ini mengandung unsur biaya kesempatan (Opportunity Cost) seperti waktu yang hilang karena harus melakukan transaksi. Disamping itu asumsi bahwa kebutuhan kas selama suatu periode adalah bersifat konstan, juga sulit untuk dipenuhi. Pada kenyataannya pemikiran kas dalam suatu periode tertentu adalah sangat berfluktuasi, sukar diperkirakan.

2. Model Miller dan Orr
Model ini dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah saldo kas yang berfluktuasi secara random, dengan menggunakan teori pengawasan yaitu menentukan batas pengawasan apabila kas mendekati batas atas perusahaan, maka membeli surat berharga untuk memperkecil saldo kas.

F. Investasi Dalam Surat-surat Berharga
Surat berharga adalah bentuk penanaman dana perusahaan dalam jangka waktu pendek yang bersifat sementara, sehingga apabila perusahaan membutuhkan kas maka surat berharga akan dijual dan hasilnya dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.
Sejauh ini surat-surat berharga yang masih beredar masih berwujud sertifikat dan saham. Bentuk lainnya yaitu investasi pada valuta asing. Umumnya suku binga yang diberikan untuk deposito valuta asing lebih rendah dari pada suku bunga deposito untuk rupiah. Investasi pada valuta asing mengandung resiko perubahan kurs valuta asing dan karenannya cara semacam ini ditempuh bila diperkirakan akan ada devaluasi atau menguatnya suatu mata uang asing.



Penerbitan Surat Berharga
Terdapat dua cara penerbitan surat berharga yaitu :
1. Penerbitan secara langsung kepada investor jangka panjang seperti lembaga keuangan.
2. Penerbitan secara tidak langsung yaitu dijual kepada pialang dan pialang tersebutlah yang memperdagangkannya di pasar uang.

Jenis-jenis Surat Berharga
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang mengatur jenis surat berharga seperti :
1. Wesel
2. Surat Sanggub
3. Cek
4. Kwitansi-kwitansi dan promes atas tunjuk
5. Dan lain-lain

Untuk memilih surat berharga harus mempetimbangkan beberapa resiko yaitu :
 Resiko keuangan
Yaitu resiko tidak kembalinya dana yang diinvestasikan dalam surat berharga.
 Resiko tingkat bunga
Yaitu resiko yang ditanggung sebagai akibat naik turunnta suku bunga bank.
 Resiko likuiditas
Yaitu resiko yang berkaitan dengan cepat lambatnya surat berharga laku di pasar.
 Resiko inflasi
Yaitu resiko yang ditanggung sebagai akibat naiknya harga barang-barang.
 Beban Pajak
Hasil pasar dari surat berharga akan mencerminkan seluruh permintaan dan penawaran atas akibat-akiba pajak.
 Hasil pengembalian dari surat berharga

masih ada kelanjutannya loh..karena terlalu pajang jadi pembaca bisa mendownload di sini

---download makalah manajemen kas---

Materi Terkait :
baca juga

  • Download Contoh Laporan Ilmiah



  • Contoh Laporan Sistem Pembayaran Gaji Pada Perusah...



  • Konsep Dasar Sistem
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Berilah Komentar Apabila anda menyukai materi di atas!komentar bersifat membangun dan gunakan kata-kata sepatutnya..Terimakasih

    Convert Currency